Kamis, 04 Maret 2010

Gelisah Oke, Depresi No

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PEMILIHAN MEREK DAN PEMBELIAN PASTA GIGI

Kegelisahan terjadi karena Anda membayangkan atau bertindak seakan-akan bahaya atau yang Anda takuti itu nyata, padahal kenyataannya tidak terjadi atau belum tentu terjadi. Ataupun anda juga mempersepsikan negatif tentang sesuatu, diri sendiri ataupun lingkungan di luar diri Anda. Wajar saja jika Anda gelisah. Namun kegelisahan ini jangan berlarut karena dapat menyebabkan stres. Tanda-tanda stres yang mudah diketahui yakni percernaan terganggu, diare, denyut jantung bertambah, tekanan darah mulai naik secara drastis, tangan berkeringat, otot-otot tegang dan kaku di wajah, leher dan punggung dan mudah marah. Tanda-tanda ini adalah respon otomatis dari sistem saraf. Jika stres itu semakin menggunung, akan terjerembab pada depresi yang berkepanjangan. Faktanya depresi sama mematikannya seperti rokok. Ini bukan sekedar perbandingan karena telah dilakukan penelitian oleh peneliti di University of Bergen, Norwegia dan Institute of Psychiatry (IoP) di King’s College London yang menemukan depresi memiliki banyak kesamaan faktor risiko kematian denngan merokok. Di sisi lain, gelisah memberikan hal positif untuk Anda.

Berdasarkan kajian survei pada 60.000 orang dan database komprehensif kematian selama empat tahun berturut-turut, diketahui bahwa risiko kematian meningkat dan dalam jangka panjang akan sama pada orang-orang yang depresi seperti orang yang merokok. Dr. Robert Stewart pemimpin penelitian dari IoP mengungkapkan, “Satu pesan penting dari penelitian ini adalah sedikit kegelisahan baik untuk Anda. Orang dengan level kegelisahan sangat tinggi lebih mudah terserang stres yang dapat menjadi masalah bagi jantung. Di sisi lain, orang yang memiliki ukuran kegelisahan rendah, dapat terhindar dari gejala tersebut.”

Menurut peneliti, “Hubungan antara kematian dengan kegelisahan dan depresi, yaitu perilaku mencari tahu.” Mencari tahu tentang hal yang dapat membantu menjelaskan permasalahan yang dihadapi. Orang yang mengalami depresi cenderung tidak mencari pertolongan atau pada saat mereka mencari pertolongan tetapi mereka gagal mendapatkannya. Hal ini berbeda dengan orang yang mengalami kegelisahan, mereka akan mencari tahu dan meminta pertolongan. Perilaku mencari tahu dapat diwujudkan dengan cara:

o Anda harus menyadari akan ketakutan dan kegelisahan yang Anda alami, bicarakan tentang apa saja yang mengganggu kepada keluarga, teman atau orang-orang terdekat Anda dan biarkan mereka mencoba membantu.

o Menilai dan memandang diri sendiri, sesuatu maupun peristiwa yang terjadi di lingkungan luar diri Anda harus selalu dari dua sisi yaitu positif dan negatif. Ketika Anda memperoleh pandangan negatif, maka Anda perlu melihat sisi positifnya. Walaupun untuk mendapat jawaban sisi positif tidak cepat, tetapi yakinlah ada sisi positif di balik itu.

o Kegelisahan, stres bahkan depresi pasti pernah dialami oleh semua orang, terimalah itu sebagai bagian dari hidup manusia karena semakin kuat Anda menolak maka semakin kuat tekanan itu. Menerima yang dialami, setidaknya Anda lebih pasrah dan berserah diri terhadap apapun yang terjadi akan menjadi lebih rileks.

o Selain berbicara kepada keluarga, teman, atau orang-orang terdekat, bicarakanlah juga kepada Tuhan. Ungkapkan semua masalah yang menggangu Anda, Anda bebas mencurahkannya, hanya Anda dan Tuhan yang mengetahuinya. Tuhan tidak hanya mampu mendengarkan tetapi Tuhan pasti akan membantu dengan cara-Nya yang tidak Anda ketahui.

0 komentar:

Posting Komentar