Penulis : Marchelo
JAKARTA--MI: Deputi Menteri Bappenas Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Dedi Masykur Riyadi mengungkapkan bahwa aspek politis penentuan subsidi cukup besar. Karenanya, ia belum berani untuk menyebutkan jumlahnya.
Dedi mengatakan bahwa pembicaraan mengenai pemberian subsidi sedang mengarah ke pengurangan jumlah subsidi. "Arahnya kalau bisa subsidi tidak terlalu besar," ujarnya pada Selasa (23/3) di kantornya, Jakarta.
Ia menuturkan bahwa perhitungan subsidi masih dalam proses diskusi. Pihaknya hanya membantu melakukan hitung-hitungannya.
Menurutnya, sepertiga dari jumlah APBN dialokasikan untuk subsidi dan pembayaran utang negara. "Kalau misalnya harga bensin tidak naik, berarti itu larinya ke subsidi," kata Dedi.
Ia menyebutkan besaran subsidi nilai akan berada sekitar Rp100 triliun. "Ya kurang lebih lah. Kan ini nilainya geser-geser terus," ujar Dedi.
Terkait isu penghapusan subsidi yang disampaikan Menteri ESDM, ia mengatakan bahwa hal tersebut bagus-bagus saja. Namun, Dedi mengingatkan bahwa subsidi sangat diperlukan terutama pada masa krisis.
"Karena intinya bagaimana kebijakan subsidi itu yang dasarnya untuk menolong orang, jangan keluar batas. Itu saja kami melihatnya," pungkas Dedi. (*/OL-04)
Ulasan:
Pemberian subsidi menjadi hal yang harus terus dilakukan, subsidi merupakan ‘sesuatu’ bagi rakyat yang kurang mampu, karena beban rakyat akan semakin berat dan perekonomian rakyat akan terus ‘terjepit’ jika tidak ada pemberian subsidi. Hal itu menjadi tanggung jawab pemerintah untuk terus memberikan subsidi kepada rakyatnya, khususnya rakyat yang membutuhkan. Besar kecilnya pemberian subsidi juga urusan pemerintah untuk mengaturnya dengan mengambil dari APBN.
Artikel di atas menuturkan pemerintah dalam proses untuk menentukan besaran anggaran untuk subsidi, dan terdapat kemungkinan untuk mengurangi subsidi atau bahkan menghapus subsidi. Menurut saya, penghapusan subsidi merupakan jalan yang terburuk, pilihan yang sangat tidak bagus untuk rakyat, terlebih pada masa krisis, menjadikan rakyat tidak akan mampu untuk menghidupi kebutuhannya lagi.
Jika yang diambil pemerintah adalah pengurangan subsidi untuk dialihkan kepada hal atau program yang positif. Menurut saya, tidak menjadi masalah tetapi pengurangan subsidi tersebut harus diiringi oleh penempatan subsidi yang tepat sasaran agar rakyat yang membutuhkan tidak merasa telah terjadi pengurangan subsidi, tetap menikmati.
Pemerintah haruslah serius dalam merencanakan anggaran untuk subsidi, karena akan berdampak pada masyarakat, terlebih pada masyarakat kurang mampu. Perlu untuk menjadi pegangan bahwa susidi pada dasarnya untuk menolong rakyat, maka bantulah rakyat dengan sepenuh hati.
skip to main |
skip to sidebar
Senin, 29 Maret 2010
Entri Populer
-
Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International Financial Reporting StandardsPengarang : Rindu Rika Gamayuni Dimuat : Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No. 2, Juli 20...
Labels
- Akuntansi Sektor Publik (2)
- Audit (6)
- Edukasi Ringan (2)
- syariah (4)
- Tugas Softskill (40)
0 komentar:
Posting Komentar