Sabtu, 10 April 2010

Pertamina Serukan Penghematan BBM

TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Pertamina menyerukan penghematan 10 persen konsumsi bahan bakar minyak (BBM) per hari di sektor transportasi. Penghematan itu setara dengan uang US$ 4,5 juta per hari. Demikian siaran pers Pertamina kepada Tempo, Jumat (3/6).

Menurut pejabat Humas Pertamina M Harun, penghematan 10 persen bensin premium atau 4.500 kiloliter per hari akan menghemat US$ 1,7 juta. sementara pengurangan solar 7.000 kiloliter per hari menghasilkan penghematan USD 2,8 juta. "Penghematan 10 persen artinya menghemat cadangan minyak mentah Indonesia 90.000 barel per hari," kata Harun.

Saat ini harga minyak mentah dunia yang masih tinggi di atas US$ 50 per barel. Harga produk BBM juga ikutan naik, seperti minyak tanah di atas US$ 70 per barel. US$ 60 per barel untuk bensin premium dan USD 64 per barel unutk solar. Semua harga di pasar spot Singapura.

Di tengah harga yang tinggi itu, Pertamina merasa perlu dilakukannya penghematan konsumsi di dalam negeri. Apalagi saat ini terjadi kecenderungan peningkatan konsumsi BBM, khususnya sektor
transportasi. Premium, misalnya, mengalami peningkatan signifikan dari konsumsi rata-rata Maret 43.600 kiloliter per hari menjadi 45.800 kiloliter (atau naik 5 persen per 3 bulan). Konsumsi solar juga naik menjadi 70.400 kiloliter per hari pada Mei (naik 8 persen dalam 3 bulan).

"Kenaikan konsumsi yang cukup besar ini merupakan satu masalah utama ketersediaan energi di Indonesia di tengah penurunan produksi minyak mentah secara alami," ujarnya.

Oleh karena itu, Pertamina mengajak seluruh komponen bangsa bersama-sama mengupayakan langkah nyata penghematan BBM demi kesinambungan energi bagi generasi masa depan. Upaya pemerintah dan Pertamina meningkatkan produksi migas sia-sia, jika tak diimbangi penghematan konsumsi BBM
dalam negeri. Apalagi kegiatan penghematan ini juga akan menghemat pemakaian devisa negara khususnya terkait dengan pembiayaan impor dan pengadaan BBM di tanah air.

Untuk memenuhi konsumsi BBM di dalam negeri yang rata-rata 1,15 juta barel per hari, Pertamina mengimpor 350.000 barel per hari minyak mentah dan 400.000 barel per hari produk BBM. Impor minyak mentah dilakukan untuk memenuhi kapasitas pengolahan di kilang Pertamina 1,05 juta barel per hari. Padahal produksi minyak mentah Indonesia saat ini mengalami penurunan sehingga kisaran produksi hanya bisa dipertahankan di level 1 juta barel per hari. Dari situ, 650.000 barel per hari adalah bagian pemerintah (termasuk Pertamina). Sisanya bagian kontraktor production sharing (KPS).

Menurut Pertamina, penghematan BBM tidak hanya dari sisi konsumsi, tetapi juga meningkatkan
kontrol ketat terhadap penyalahgunaan BBM akibat adanya disparitas harga antarproduk, antarsektor, dan antara harga di dalam negeri dengan harga luar negeri. Khusus sektor industri, Pertamina terus melakukan evaluasi terhadap alokasi BBM agar tidak melebihi kuota yang menjadi kesepakatan antara pemerintah dan DPR-RI. Untuk sektor industri yang menginginkan BBM melebihi kuota akan tetap dilayani dengan pemberlakuan penjualan harga valas.

Badan usaha milik negara ini juga berusaha menekan impor dengan mekanisme optimasi produksi kilang dan pasokan BBM. Upaya ini meliputi peningkatan keandalan kilang sehingga produksi dapat dijaga kesinambungannya, ketersediaan stok yang merata di depot-depot Pertamina untuk menghindari terjadinya kekurangan pasokan, dan meningkatkan kelancaran transportasi atau distribusi BBM. m syakur usman

Ulasan:

BBM merupakan sumber daya yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diperbaharui atau dihasilkan. BBM menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia dewasa ini. Pemakaiannya pun menjadi melonjak, mengakibatkan harga minyak mentah sendiri masih tinggi, sementara produksi minyak mentah secara alami mengalami penurunan seperti yang telah diutarakan dalam artikel di atas.

Persoalan ini harus mendapat perhatian, karena kebutuhan akan BBM tidak akan pernah mati. Timbul pertanyaan, apakah di masa mendatang ketersediaan BBM akan mencukupi?. Untuk hal ini, pemerintah menjawab dengan diserukannya penghematan BBM khususnya di sektor transportasi. Pemerintah mengajak seluruh komponen bangsa bersama-sama mengupayakan langkah nyata penghematan BBM. Dengan penghematan BBM juga akan menghemat pemakaian devisa negara khususnya terkait dengan pembiayaan impor dan pengadaan BBM di tanah air.

Timbul pertanyaan selanjutnya, apakah masyarakat akan melaksanakan seruan pemerintah tersebut?. Mungkin seruan tersebut akan menjadi angin lalu saja, tidak dihiraukan oleh masyarakat. Seruan tersebut haruslah bersifat memaksa. Memaksa masyarakat untuk melakukannya secara proaktif, mungkin dengan dibuatnya undang-undang, karena undang-undang mempunyai sifat memaksa yakni dikenakan sanksi jika tidak mematuhi. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan yang kuat bagi masyarakat untuk menghemat BBM.

Terdapat juga cara-cara lain, seperti mengurangi penggunaan kendaraan. Semakin kendaraan yang beroperasi di jalan, akan semakin besar pula penggunaan BBM, dan sebaliknya. Oleh karena itu, penghematan BBM akan lebih terasa jika penggunaan kendaraan tidak banyak. Untuk mengurangi penggunaan kendaraan dapat dilakukan dengan cara menaikkan tarif tol untuk kendaraan pribadi pada jam-jam tertentu. Ini akan menimbulkan pilihan bagi pengendara untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi tetapi mengeluarkan uang yang besar atau meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih ke angkutan umum dengan biaya yang murah.

Jangan hanya seruan yang dilakukan tetapi tindakan nyata untuk penghematan BBM harus dilakukan.

0 komentar:

Posting Komentar