Pengertian dan karakteristik obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh emiten (dapat berupa badan hukum/perusahaan atau pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasi maupun ekspansi mereka. Investasi pada obligasi memiliki potensial keuntungan lebih besar daripada produk perbankan. Keuntungan berinvestasi di obligasi adalah memperoleh bunga dan kemungkinan adanya capital gain.
Secara umum dapat juga diartikan obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN atau pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon dengan tingkat bunga tetap selama masa berlaku obligasi.
Karakteristik obligasi
Perusahaan yang meminjam dana melalui alat utang jangak panjang seperti obligasi, pasti memberikan pendapatan kepada investor beruap bunga atau kupon. Untuk lebih jelasnya, secara umum terdapat beberapa karakteristik obligasi seperti instrumen utang jangka panjang yang sebaiknya dipahami, yaitu:
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam); dalam penerbitan obligasi maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan. Istilah ini dikenal dengan “jumlah emisi obligasi”. Bila perusahaan membutuhkan dana sebesar Rp 500 miliar, maka dengan jumlah yang sama akan diterbitkan obligasi. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, kebutuhan serta kinerja bisnis perusahaan.
2. Jamgka waktu obligasi; setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman. Secara umum masa jatuh tempo obligasi di Indonesia adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, ada pula yang sampai 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil. Pada saat jatuh tempo, pihak penerbit berkewajiban untuk melunsai pokok investasi di dalam obligasi tersebut. Sebagai contoh, perusahaan mengeluarkan obligasi dengan nilai Rp 500 miliar untuk jangka waktu 5 tahun maka saat memasuki masa jatuh tempo, Rp perusahaan wajib membayar lunas besar pinjaman atau Rp 500 miliar kepada investor. Tentunya beserta bunga.
3. Tingkat suku bunga; untuk menarik minat para investor, maka perusahaan harus memberikan insentif yang menarik berupa bunga yang relatif lebih besar daripada tingkat suku bunga perbankan, misalkan 14 persen , 15 persen per tahun. Istilah tingkat suku bunga dalam instrumen obligasi dikenal dengan nama kupon obligasi. Penentuan besar kecilnya kupon obligasi sangat penting, untuk dapat menarik minat investor tentunya juga harus dipertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kupon tersebut sampai jatuh tempo. Ukuran terhadap tingkat suku bunga sangat dipengaruhi oleh tingkat risikonya. Obligasi dengan tingkat risiko lebih tinggi, tentunya akan menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang memiliki risiko leboh rendah. Hal ini biasanya dapat dianalisis berdasarkan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan independen yang di Indonesia dikenal dengan nama PEFINDO.
4. Jadwal pembayaran; kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulanan, semesteran atau tahunan. Ketepatan pembayaran kupon obligasi kepada investor merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi perusahaan penerbit obligasi.
5. Tahap membeli obligasi; di mana obligasi sebagai alternatif instrumen investasi menarik minat banyak investor, baik individu maupun institusi. Dengan tingkat kupon yang tetap, berinvestasi obligasi lebih memberikan jaminan pendapatan yang stabil selama jangka waktu investasi (masa jatuh tempo obligasi). Namun, banyak investor individu yang kurang memahami langkah pembelian obligasi. Hal ini dapat dimaklumi, karena kurangnya informasi mengenai instrumen investasi obligasi. Untuk melakukan investasi obligasi terdapat beberapa tahap yang perlu dilalui agar tujuan investasi dalam obligasi memberikan hasil yang maksimal dan sesuai dengan rencana.
6. Membuka rekening; tahap awal yang harus dilakukan dalam proses transaksi obligasi adalah memilih perusahaan sekuritas yang memiliki divisi fixed income yang menangani pembelian dan penjuala obligasi. Pilih perusahaan dengan pengalaman, tim yang solid baik secara trader/dealer ataupun riset serta fee yang kompetitif.
Dengan membuka rekening, anda bisa mendapatkan informasi perkembangan dan perdagangan obligasi setiap saat, sehingga anda mendapatkan pengetahuan pergerakan pasar obligasi secara akurat dan up to date.
7. Pahami produk obligasi; pada tahap ini, investor dianjurkan untuk mempelajari seluk beluk informasi yang dibutuhkan mengenai obligasi, baik mengenai investasinya sendiri, potensi risiko yang terkandung maupun potensi keuntungannya. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajarinya secara mandiri, bertanya kepada bagian riset perusahaan sekuritas, di mana anada membuk rekening atau melalui internet. Dengan mempelajari instrumen obligasi secara lengkap, diharapkan investor mengenal investasi tersebut dengan baik, sehingga mempermudah pengambilan keputusan investasi. Mempelajari instrumen, di mana anda ingin menempatkan investasi, akan memberikan manfaat maksimal dalam mencapai rencana yang diinginkan.
8. Lakukan analisis; analisis dilakukan agar keputusan yang diambil sesuai dengan apa yang diinginkan, yaitu kestabilan pendapatan. Aspek-aspek yang dibutuhkan seperti kupon, jangka waktu, nilai penerbitan dan peringkat. Latar belakang serta profil penerbit juga menjadi pertimbangan sendiri. Dengan informas yang lengkap, diharapkan keputusan yang diambil tidak menimbulkan kerugian yang cukup besar. dianjurkan untuk membanding antara obligasi sejenis.
9. Memberikan amanat pembeli; setelah melakukan analisis, anda memperoleh jenis obligasi yang ingin dibeli. Tahap selanjutnya adalah memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi yang telah kita pilih. Pihak trader akan melakukan pembelian obligasi sesuai dengan jenis serta harga yang diinginkan.
10. Siapkan dana; membeli obligasi membutuhkan dana yang tidak sedikit. Satuan pembelian obligasi biasanya bernilai Rp 1 miliar, sehingga sulit bagi investor individu untuk dapat ikut berinvestasi dalam obligasi. Namun, ada juga yang menawarkan satuan bernilai Rp 50 juta atau Rp 100 juta. Setelah amanat pembelian diajukan, sebaiknya dana tersebut sudah dialokasikan. Jangan sampai anda dikenakan penalti karena keterlambatan dalam pembayaran. Selain itu, penempatan dana tunai yang serba mendadak mungkin dapat mengganggu kelancaran aliran arus kas keuangan anda.
11. Penyelesaian pembayaran obligasi; pembayaran dana pembelian obligasi dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan sekuritas tersebut. Setelah pembayaran selesai, maka anda sebagai pembeli tinggal menunggu proses settlement atas transaksi tersebut. Obligasi yang telah anda beli akan tercantum di dalam rekening perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).
Pemindahtanganan hak atas obligasi akan sangat mudah dilakukan secara elektronik, karena saat ini fisik obligasi tidak lagi berupa sertifikat, tetapi sudah scriptless (tahap warkat). Administrasi pembukuan akan dilakukan oleh bank kustodian perusahaan sekuritas. Untuk hal ini, tentunya bank bersangkutan akan memungut biaya tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar